BERINDRA.com — Dugaan praktik mafia solar kembali mencuat dan makin meresahkan masyarakat Sulawesi Utara. Dari Manado, Minahasa, Bitung, minut, hingga Mitra, aroma permainan kotor bahan bakar subsidi ini semakin tercium menyengat. Di tengah kelangkaan dan harga solar yang mencekik, sindikat ini justru bergerak bebas, memanfaatkan celah hukum dan lemahnya pengawasan.
Masyarakat geram. Keluhan soal antrean panjang di SPBU, harga solar industri yang dimainkan, dan penimbunan oleh oknum tak bertanggung jawab, kian hari kian menjadi pemandangan biasa. Truk-truk tangki melintas malam hari, jerigen berisi solar berpindah tangan di gudang gudang gelap — dan semua ini seolah berlangsung tanpa hambatan.
“Ini bukan sekadar kelalaian. Ini pembiaran sistemik,” ujar salah satu sopir angkutan umum, yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan.
Ia mengaku telah dua kali kehilangan pekerjaan karena kesulitan mendapatkan solar dengan harga wajar.
Tekanan kini mengarah kepada Polda Sulawesi Utara. Publik menantikan aksi nyata, bukan sekadar himbauan. Sudah saatnya aparat bertindak, membongkar jaringan mafia solar dari hulu hingga hilir, termasuk jika ada oknum yang ikut bermain di balik layar.
“Polda jangan hanya diam. Kami menantang untuk menangkap, bukan hanya melihat dan menunggu,” tutupnya
(afif)
Tidak ada komentar