MENU Sabtu, 17 Mei 2025

“Habemus Papam!”: Dunia Menyambut Paus Leo XIV, Paus Pertama dari Amerika Serikat

waktu baca 2 menit
Jumat, 9 Mei 2025 02:18 0 117 Admin

Vatikan, 8 Mei 2025 — Langit Roma sore itu berwarna keemasan saat asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistina. Ribuan umat yang menanti dengan doa dan harap terdiam sejenak, lalu pecah dalam sorak kegembiraan. Dunia baru saja menyambut pemimpin Gereja Katolik yang baru: Paus Leo XIV, sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Robert Francis Prevost.

Dengan suara yang menggetarkan udara Piazza San Pietro, seorang kardinal senior mengumumkan dari balkon Basilika Santo Petrus: “Habemus Papam!” — “Kita memiliki Paus!” Maka muncullah sosok berjubah putih, yang dengan langkah mantap namun rendah hati, melambai kepada dunia.

Momen Bersejarah

 

Paus Leo XIV adalah Paus ke-267 dalam sejarah Gereja Katolik — dan yang pertama berasal dari Amerika Serikat. Lahir di Chicago pada 14 September 1955, ia dikenal sebagai seorang pelayan Gereja yang hangat, cerdas, dan berdedikasi tinggi. Sebelum terpilih, ia menjabat sebagai Uskup Chiclayo di Peru dan Prefek untuk Dikasteri para Uskup, serta dikenal dekat dengan umat di akar rumput.

Dalam pidato perdananya, Paus Leo XIV mengusung nada yang menyentuh dan penuh harapan:

“Hari ini saya menerima salib Petrus bukan sebagai penguasa, tetapi sebagai pelayan. Bersama kalian semua, saya ingin membangun jembatan pengharapan, membasuh luka dunia, dan menyalakan kembali terang Injil di hati umat manusia.”

Simbol Harapan dan Persatuan

Pemilihannya membawa angin segar di tengah tantangan zaman: perang, perubahan iklim, disrupsi sosial, dan kemunduran iman di berbagai belahan dunia. Sosoknya yang bersahaja dan pengalaman lintas budaya menjadikannya simbol persatuan dan dialog global.

Para peziarah dari berbagai negara menyambut dengan sukacita. Terdengar doa, tangis haru, dan pekik pujian dalam berbagai bahasa, bersatu dalam satu seruan: “Viva il Papa!”

Warisan Baru, Langkah Baru

Dengan nama Leo XIV, ia menghormati warisan Paus Leo Agung, yang dikenal sebagai penjaga ajaran dan juru damai. Banyak yang menafsirkan pilihan nama ini sebagai penanda bahwa Paus baru siap menghadapi dunia yang penuh gejolak dengan keberanian, kebijaksanaan, dan kasih Kristus.

Hari ini, Gereja Katolik tidak hanya menyambut seorang paus. Dunia menyambut sebuah bab baru dalam sejarah iman  dengan harapan, bahwa dari jantung Vatikan, akan memancar kembali terang yang menghangatkan umat manusia.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA